“SELAMAT ADVENT”. Kita sudah memasuki minggu Advent yang ke III dengan ajakan sukacita bagi semua orang percaya. Sukacita tidak selalu diartikan dengan sorak sorai dan tawa, bukan pula karena kita dapat dengan wajah yang berbinar dan penuh suasana euforia. Tetapi sukacita orang percaya yang dikumandangkan dalam suasana Advent ini adalah ketika kita masih memiliki semangat dan bertenaga, walaupun kehidupan kita terhimpit dalam derita. Kita diingatkan bahwa di masa-masa sulit ini Tuhan tidak pernah meninggalkan umatNya bahkan Tuhan tetap bersama-sama dan berada di antara kita walau pandemi covid 19 ini belum henti-hentinya mengganggagu ketenangan dan keselamatan hidup kita. Tidak ada kekuatan apapun yang dapat merampas kebahagiaan orang-orang yang tetap menempatkan Tuhan berjalan di depan perjalanan hidupnya. Tidak ada langkah yang lunglai dan tenaga yang loyo bagi orang-orang yang yakin dan percaya bahwa Tuhan menyertainya walau kesulitan demi kesulitan menghadang perjalanan hidupnya; dia akan tetap dalam kobaran semangat, penuh sukacita.
Pesan penguatan ini juga yang disampaikan oleh nabi Zepanya kepada umat Yehuda yang mengalami keterpurukan hidup akibat didera oleh cambuk dan hukuman Tuhan atas keberdosaan mereka. Meskipun sebagai umat pilihan Tuhan mereka harus paham bahwa Tuhan tidak akan pernah membiarkan kejahatan tanpa hukuman; namun hukuman bukanlah jalan pembinasaan. Bahkan hukuman yang asalnya dari Tuhan adalah sebagai pertanda bahwa Tuhan masih bersama-sama dengan mereka. Itu sebabnya nabi Zepanya berkata :”Bersorak-sorailah hai puteri Sion . . .” Pesan ini merupakan janji Allah akan kedatanganNya kepada umatnya untuk menggantikan murka menjadi kasih setia. Seberapa besarpun murka Allah yang jelas jauh lebih besar cinta kasihNya kepada umatNya. Selanjutnya dikatakan oleh sang nabi :”Tuhan Allahmu ada diantarmu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan . . .” ( ay. 17 )
Pemulihan kepada umat diwujudkan Tuhan dengan kedatanganNya ke tengah-tengah dunia, untuk bersama dengan dunia melalui Yesus Kristus. Allah kita tidaklah hanya Allah yang memulihkan, tetapi yang rela memikul “kesalahan dan kebodohan” kita dalam rencana mengubahnya menjadi kebaikan yang akan mensejahterakan hidup manusia. Tapi Tuhan juga menjajanjikan kedatangan Yesus nantinya untuk menyempurnakan hidup orang-orang yang setia dalam imannya menantikan kedatangan Tuhan kembali. Maka teruslah sabar dalam penantian, karena suatu keindahan hidup adalah ketika tiba saatnya apa yang kita nantikan. Maka sesulit apapun hidup dalam masa-masa penantian ini semangat jangan pernah kendor, yakinkan dirimu bahwa Tuhan ada di antara kita : itu yang menjadikan kita tetap dengan kobaran semangat dan bertenaga. Sukacita adalah wujud dari penantian ! Penantian kita adalah tentang apa yang dijanjikan Tuhan. Maka, ketika Tuhan mewujudkan janjiNya, bersoraklah dengan pujian !.Amin